Lam Dan Dinas kebudayaan Lingga Terbitkan Buku Kue Mueh Tradisional Pengantin Budaya Melayu.

KL.- Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga giat mengangkat kembali budaya dan tradisi Melayu Lingga, dalam melestarikan warisan adat bunda Bunda Tanah Melayu.
Kali ini, satu buah buku lagi di terbitkan Kebudayaan Melayu yang dapat menyajikan tentang kue mueh tradisional pengantin yang lazim di hidangkan pada prosesi adat perkawinan Melayu Lingga di Bunda Tanah Melayu
Pengakuannya Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Lingga, H.Muhaammad Ishak, buku kue mueh adat istiadat Melayu tersebut telah di terbitkan Lembaga Adat Melayu Kabupaten Lingga Tahun 2018 lalu.
“Saya bersyukur sekali pada Allah SWT, sekaligus berterimakasih kepada pengurus LAM Kabupaten Lingga, khusus sekali pada tim penulis, hingga terbitlah buku ini,” ungkap Muhammad Ishak, senin (28/1).
Semua itu tak terlepas dari tekad dan kreatip tim, hingga terbitlah satu buah buku ini sambung pria yang berjuluk Dato Sri ini, yang di nobatkan sebagai Ketua LAM Kabupaten Lingga yang gencar sekali mengangkat adat istiadat dan budaya Bunda Tanah Melayu agar terlestarikan secara turun-temurun.
Menurutnya, meski ada orang yang sudah paham betul untuk membuat kue mueh tersebut, tapi sudah tidak banyak lagi orang yang tidak paham, sehingga kue mueh itu mulai jarang dibuat.
Lebih jauh dia menyebutkan, malahan generasi milenial saat ini di yakini banyak tidak tahu tentang kue tersebut, apa lagi membuatnya.
“Dengan terbitnya buku ini, mudah-mudahan orang dengan mudah mempelajarinya, dan tetap lestari di Kabupaten Lingga sebagai Bunda Tanah Melayu, selain memuat tata cara menbuat, resep kue Buku ini juga menjelaskan tentang makna dari kue itu sendiri ,” jelasnya.
Nama kue mueh pengantin tradisional ini sangatlah unik dan menarik, sambung Muhammad Ishak lagi, misalnye kue khisidah, rumput surga, pasir neraka, telur belangkas dan lain sebagainya.
“Kue mueh tradisional ini, pada Tahun 2019, termasuk yang akan diajukan Pemkab Lingga melalui Dinas Kebudayaan untuk ditetapkan sebagai warisan budaya ” Tak Benda, Indonesia. Terbitnya buku ini akan membantu melengkapi syarat dalam pengusulan,” tutupnya. (Sam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


delapan − 2 =

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.