KL; Tari (13), remaja asal Tanjung Buton Desa Mepar Kecamatan Lingga merupakan korban menghembus nafas terakhir, setelah lemas mandi di Lubuk Papan. Anak pasangan Handoyo dan Minah tidak terselamatkan setelah mendapat pertolongan.
Lemasnya Tari di pemadian diduga di duga tak bisa berenang. Niat bersama rekan-rekannya ingin bersenang-senang dalam suasana Idul Fitri, namun nasib berkata lain, sehingga Tari harus pergi untuk selamanya.
Informasi di dapatkan, korban berenang bersama tiga orang temannya, di saat pemandian wisata tersebut dan ramai pengunjung. Mulanya korban tak ingin turun, karena tak bisa berenang.
“Korban tak bisa berenang. Jadi kami berenang di tempat dangkal, namun dia akhirnya turun ikut mandi, secara perlahan korban menuju ke tempat agak dalam, kami berusaha mengejarnya tapi tak berhasil,” ungkap Wati teman korban waktu di rumah duka, Minggu (10/7).
Karena sudah terlalu jauh, tiba-tiba korban menghilang. Sebagai teman, mereka sudah berusaha meminta pertolongan dengan pengunjung lainnya di pemandian tersebut, tapi satupun tak percaya kalau temannya ada yang tenggelam.
“Waktu kami meminta pertolongan, para pengunjung tapi lambat di respon, bahkan beberapa orang lainnya ketika di beritahu tak percaya kalau ada yang tenggelam,” ujarnya sedikit merunduk seraya sedikit bercerita.
Pengakuan siswa SMA di salah satu sekolah di Lingga juga mengaku, setelah Tari di angkat dari air, korban tidak langsung di bawa ke rumah sakit terdekat. Ada beberapa orang mencoba dan berusaha melakukan penyamatan pertama namun tak membuahkan hasil.
“Dilakukan penyelamatan pertama namun tak berhasil, akhirnya sampailah orang tua korban dan korban langsung di bawakan ke Rumah Sakit Lapangan Daik Lingga. Tapi nasib berkata lain, korban tak dapat di selamatkan. Sekitar Pukul 16.15 WIB, korban langsung di bawa ke rumah duka di Tanjung Buton, dengan menggunakan mobil jenazah,” terangnya.
Kasi Destinasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lingga Zalmidri menuturkan, dalam momen lebaran dia sudah mempersiapkan petugas agar memperhatikan keselamatan jika ada pengunjung.
“Sebnarnya sudah di antisipasi, jika ada pengunjung yang datang. Jadi pada lebaran kedua petugas sudah ada, untuk menjaga keselamatan pengunjung, tapi Allah SWT berkehendak lain,” tuturnya.
Zalmidri juga menghimbau pada masyarakat, kalau ingin berkunjung di pemandian Lubuk Papan, kalau masih anak-anak dan remaja, berkunjunglah bersama orang tua, apa lagi yang tak tahu berenang.
Petugas yang berjaga di lokasi ditemui menuturkan, bahwa waktu kejadian mereka ada di lokasi, karena terlalu ramai pengunjung, membuat mereka sibuk mengurus para pengunjung.
“Kami bertugas pada hari kejadian, bahkan kamilah yang menolong korban mengambil di sungai. Memang waktu hari itu, pengunjung cukup ramai,” katanya.
Lagi-lagi dia menuturkan, memang kejadian itu sesudah ashar, para pengunjung semakin ramai. “Satu hari sebelum kejadian, pengunjung semakin ramai, tanpa di sangka kejadianpun terjadi, kita berusaha membuat pertolongan, namun tuhan berkehendak lain,” imbuhnya.
Handoyo orang tua Tari ketika di temui sedikit bercerita, pada sore Minggu, dia sekeluarga baru pulang dari Pantai Pasir Panjang, tiba di rumah (Tanjung Buton) Tari memohon pada orang tuanya untuk pergi ketempat pemadian Long Rifin, karena hari sudah sore, maka dia melarangnya.
“Mulanya saya tidak mengizinkan, supaya besoak saja. Tanpa disedari, dia juga ingin pergi, waktu Tari di motor saya sempat berpesan agar mandi di tempat Long Rifin saja, dengan tiga memannya,” cerita Handoyo, Senin (11/7), di kediamannya.
Dikatakan, Tari merupakan anak pertamanya baru saja lulus SD, dan Senin (17/7) akan masuk SMP, sedangkan namanya sudah di daftar.
Disisilain, Handoyo juga mengaku, kalau anaknya itu rajin, baik membantu orang tua maupun beribadah. “Satu bulan puasa saja dia habis, dan selalu memberi makanan pada tetangga serta rajin membantu orang tua,” imbuhnya. (mrs/sam).