LUPUT DARI PERHATIAN PEMERINTAH, NENEK SALBIAH “TIDUR MERINGKUK” DI GUBUK REOT DAN BOCOR

Kondisi rumah Nenek Salbiah tampak dari luar

KL –  Sungguh memperihatikn nasib Nenek Salbiah (70 Tahun), di usia senjanya, dia masih menempati gubuk Reoy dan Bocor  selama  puluhan tahun dihuninya. Mirisnya, sudah 11 Tahun Kabupaten Lingga berdiri, namun nasib sinenek masih tergantung belas kasihan orang lain, plus tanpa mendapat bantuan dari pemerintah.

Gubuk “reot” Nenek Salbiah yang beralamat Bukit Abun, Kelurahan Dabo Lama, Kecamatan Singkep, tepatnya di belakang SDN 003 Singkep, memang cukup jauh dari perkotaan, membuat aparat kelurahan dan kecamatan luput dari pantauan, sehingga  dia terasing dari program pemerintah.

Diketahui, nenek yang sudah termakan usia 70 Tahun ini harus rela tinggal sendiri di gubuk. Walaupun atap banyak yang sudah Bolong-bolong  dia tetap bertahan meskipun Hujan deras merembes masuk kedalam gubuknya, sehingga dia juga harus rela tidur duduk dalam rumahnya, menghindari rembesan air hujan menitik ditubuhnya.

Nasib Nenek Salbiah yang hanya  sebatang kara ini di ketahui atau ditemukan anak-anak muda yang tergabung dalam Komunitas Mari Berbagi, dimotori oleh Alumni SMA Negeri 2 Singkep Angkatan 2005.

Kurniawan Ferdiansyah, salah satu dari komunitas ketika mengunjungi beberpa tempat masyarakat yang kurang mampu di Dabo Singkep menemukan rumah Nenek Salbiah. Melihat kondisi itu membuat hati mereka tergugah dan akan membantu dengan cara membangun Gubuk, biar lebih layak untuk di tempati, meskipun dia hidup sendiri.

“Jujur, secara manusiawi kita sangat prihatin dan tidak tega melihat gubuk yang ditempatinya. Bila hujan, Nenek Salbiah terpaksa harus tidur duduk, supaya tidak terkena Rembesan Air hujan. Mirisnya lagi, untuk makan sehari-hari, Nenek Salbiah mengharapkan belas kasihan dari tetangga,” ungkap Ferdiansyah.

Ferdian Rahmat juga dari komunitas menyampaikan, walaupun niat mereka bersama rekan-rekannya dalam satu alumni ingin membantu merehab rumah si nenek, namun peran Pemerintah Daerah sangat di harapkan, supaya si nenek dapat menikmati hari tuanya seperti Nenek-nenek yang lain.

“Kita dari komunitas siap untuk membantu Rehab Rumahnya , semestinya Pemerintah Daerah harus bertanggung jawab supaya Pembangunan rumah Neek ini  lebih maksimal dan lebih layak di pandang mata,” tuturnya.

Salah seorang tetanggan Nenek Salbiah juga mengaku, kalau Nenek Salbiah sudah cukup lama tinggal di Gubuknya itu. Tetangganya juga tidak tahu entah kemana kaum kerabat si nenek berada, yang  parahnya lagi, di usianya yang sudah tua, si nenek sangat jarang sekali mendapat perhatian dan jauh pantauan dari RT,RW. Kelurahan , Kecamatan  Dan Pemerintah

“Sebenarnya kami yang bertetangga disini, secara ekonomi juga orang susah, Bantuan yang kami berikan kepada  si nenek seadanya saja. Lihat saja rumah kami, kalau di masuk katagori ini juga sudah tak layak,” ujarnya pada anak-anak komunitas menirukan ucapan tetangga si nenek.

Camat Singkep Kisan Jaya dikonfirmasi secara singkat menuturkan, masalah tempat Tinggal Nenek Salbiah sudah clear, sekarang pihaknya sudah dilokasi bersama rombongan Provinsi Kepri, untuk menyelesaikan masalah ini.

“Insyaallah tahun ini rumah Nenek Salbiah akan mendapat bantuan dari pusat, melalui kementrian. Sekarang kita masih dilapangan bersama rombongan, tahun ini akan kita selesaikan masalah ini,” paparnya.

Dia mengaku, mulanya Nenek Salbiah di tempatkan di panti jompo, karena dia tidak betah tinggal di panti Jompo Nenek Salbiah lebih memilih hidup sendiri di gubuk tua Reot dan Bocor miliknya.

“Si nenek, pernah di tempatkan di panti jompo, merasa tidak betah maka dia pulang ke tempat tinggalnya, membuat masalah ini luput dari pantauan Kami,” pungkasnya. (mrs/Sam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


− lima = 0

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.