Nelayan Daik Kembali Keluhkan Matinya Lampu Suar Kuala

KL – Mucusuar Kuala Daik belum juga dinyalakan, membuat Nelayan sekitar kian marah. Membuat para nelayan kesal, sebelumnya pihak Navigasi ingin menyalakan pada bulan september, namun sampai oktober ini tak kunjung menyala.

Iskandar salah satu nelayan Daik Lingga menuturkan, sekarang ini para nelayan menggantungkan hidup dengan laut, lampu suar yang diharapkan menjadi penunjuk jalan masuk kuala, mati dan terkesan ada pembiaran oleh pihak yang berkompeten.

“Jangankan mencapai kesejahteraan nelayan, lampu suar saja tak bisa dinyalakan. Matinya lampu suar bukan baru-baru ini, tapi sudah berbulan-bulan, membuat nelayan Daik kecewa,” ungkapnya,

Dia menilai, pihak Navigasi kurang tanggap, padahal matinya lampu suar  sudah disampaikan, namun sampai sekarang belum juga kunjung ada perbaikan. Sebagai nelayan dia merasa bingung, dengan siapa lagi masalah ini harus di sampaikan.

“Sebelumnya sudah disampaikan ke Navigasi, dengan harapan secepatnya dinyalakan, supaya nelayan tidak hilang pedoman ketika ingin masuk kuala Daik. Sekarang kami nelayan serba kesulitan, apa lagi kondisi air laut dalam keadaan surut,” jelasnya.

Hal yang sama juga disampaikan Diman nelayan Daik, dia juga yang menyesalkan lampu suar sampai kini belum dinyalakan. Informasi didapatkan, Navigasi melakukan perbaikan pada Bulan September tapi sampai sekarang tidak ada beritanya.

“Kalau tidak berguna lagi lebih baik di tumbangkan saja, dari pada kami nelayan merasa kesal. Kami ini ingin mencari rezeki, jika ada pedoman kami dapat menuju arah. Sekarang kami meraba-raba jika kondisi bulan gelap,” tuturnya.

Membuat para nelayan sedikit geram, tanpa ada lampu suar para nelayan sering nyasar ketika ingin masuk kuala, sedangkan di sekitar itu banyak kuala sungai, mana satu Kuala Daik sulit di tebak.

“Kalau nelayan menggunakan pompong, harus menelan kerugian minyak, karena harus berputar-putar mencari arah masuk ketika laut dalam keadaan pasang. Terkadang harus menunggu sampai subuh, supaya arah yang dituju pas alur untuk  masuk kuala,” imbuhnya.

Musoloni, salah salah satu pihak navigasi ketika di hubungi berkali-kali tidak dapat dihubungi, untuk mengklarfikasi permasalahan ini, karena pihak navigasi akan melakukan perbaikan pada bulan september.

Syahbandar Daik Lingga Rupa’i ketika dikonfirmasi juga menjelaskan, dalam perkiraannya, tidak aktifnya nomor hape yang bersangkutan, karena masih di pulau-pulau yang tidak ada sinyalnya, sehingga sulit dihubungi.

“Kemungkinan Pak Musoloni di pulau, untuk melakukan perbaikan mucusuar di wilayah Lingga. Memang dulunya saya sudah memberi informasi rusaknya lampu suar Kuala Daik, dan mereka akan melakukan perbaikan pada september, mudah-mudahan, sekarang ini mereka sudah ada di wilayah Kabupaten Lingga,” pungkasnya. (mrs/Sam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


6 − = tiga

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.