Pisah Sambut Lurah Daik Empat Tahun Bernostalgia, Said As’ari Menangis

Usdiman ketika menyerahkan cendera mata pada Said Asari

KL – Pisah sambut Lurah Daik lama dengan yang baru membuat para hadirin yang hadir terharu dan meneteskan air mata. Selama empat tahun menjabat sebagai lurah, Said As’ari paparkan susah payahnya bersama elemen masyarakat Kelurahan Daik,

Acara pisah sambut di motori oleh Kekerabatan RT/RW Kelurahan Daik tersebut, memukau seluruh hadirin, ketika mantan lurah lama berpidato dalam kilas baliknya kepemimpinannya.

Mantan Lurah Daik Said As’ari mengaku, kalau acara yang dibuat tersebut atas ide dan inisiatif Kekerabatan RT/RW, yang selalu setia bersama pihak kelurahan dari masalah yang kecil hingga masalah besar.

Dia mohon maaf, ketika dia belum dapatkan memaksimalkan beberapa kegiatan yang tercecer, terutama masalah PKK, karena ada keterbatasan yang sepantasnya di akui, kemuanya sudah ke hendak Allah SWT.

Sejak  bertugas sampai sekarang dia merasa memiliki keluarga besar, baik bersama kekerabatan, ibu PKK, Linmas. Banyak sekali kebersamaan, baik sudah senang bersama-sama, sehingga perasaan hatinya berat ingin meninggalkannya.

“Banyak sekali permasalahan di kelurahan, waktu membantu masyarakat ketika kesulitan mendapatkan air bersih, ronda menangkap dan mematai pencuri, serta permasalahan ternak. Saya mohon maaf pada pemilik ternak, atas kekasaran saya, semua itu sudah menjadi tuntutan jabatan, kalau secara pribadi saya tidak tega,” paparnya, dengan menteskan air matanya.

Sambil menyeka air matanya, dia berpesan pada Lurah Daik yang baru, supaya menjaga kerukunan. Masalah agama, dan adat harus di kedepankan untuk masyarakat kelurahan, karena akan membawa kita selamat didunia dan akhirat.

“Galakkan agama di setiap RT, karena agama paling utama. Jangan fikirkan masalah ekonomi dan pembangunan, biarkan pemerintah yang berfikir, fokuskan pada agama. Saya ingin Kelurahan Daik ini, beragama, beradat, berbudaya dan sopan santun, ini impian saya,” ujarnya sambil menangis.

Melalui pidato terakhirnya ini, dia masih berpesan pada lurah baru, masalah agama sangat penting sekali, jaga keharmonisan bersama kekerabatan, Linmas, ibu PKK dan masyarakat, insyaallah mereka siap memberi dukungan.

“Selama empat tahun, berbagai masalah dihadapi dan tak dapat terlupakan. Ronda masalah pencuri, menyelesaikan persoalan air, masalah ternak, banyak lagi nostalgia yang tak bisa saya ucapkan. Selama ini saya didukung oleh RT/RW, Linmas dan elemen masyarakat,” katanya masih saja meleraikan air matanya.

Pada RT/RW, Linmas, ibu PKK dan elemen masyarakat kelurahan, supaya mendukung lurah yang baru. Masalah syiar agama jangan di tinggalkan. Pesan ini dia titipkan untuk seluruh masyarakat kelurahan.

“Pada staf yang saya tinggalkan, bekerjalah sesuai prosedur, ilmu yang baik saya berikan manfaatkan, yang tidak baik tinggalkan. Saya mohon diri dan maaf sebsar-besarnya pada seluruh warga Kelurahan Daik,” ucapnya.

Lurah Daik Jupri dalam pidato perdananya menyampaikan, pada kekerabatan RT/RW, Linmas dan seluruh masyarakat kelurahan, dia mengharapkan dukungannya selama dia menjanad.

“Mohon dukungan penuh dari seluruh lapisan masyarakat, tugas yang saya emban ini tidaklah ringan. Jadi apapun permasalahan baik berat maupun ringan dapat di selesaikan secara bersama-sama,” tutur dia.

Hadirnya kita dalam acara ini, sambung Jupri, merupakan wujud dari kepedulian, partisipasi. Dia mengaku tidak bisa bekerja bila tidak ada tunjuk ajar para guru, orang tua, RT/RW dan para tokoh yang ada di kelurahan.

“Dukungan moril dan tenaga sangat kami harapkan, dengan bersma-sama dapat kita mewujudkan kelurahan ini lebih baik lagi nantinya,” imbuhnya.

Camat Lingga Yulius ketika diminta sambutan  menyampaikan, apa yang disampaikan lurah lama perlu diteladani untuk kemajuan masyarakat. Hal itu perlu diteruskan, dia mengaku tahu benar mantan lurah, sepak terjangnya bersama masyarakat. Semoga apa yang dibuat menjadi amal kebaikan.

“Pada lurah yang baru, jangan tunggu lama lagi buat apa yang baik dibuat. Persoalan ternak juga harus kita fikirkan secara bersama-sama. Rumah tudung manto harus di perhatikan, karena merupakan aset budaya harus di lestarikan,” unggahnya.

Ketua Kekerabatan RT/RW Kelurahan Daik Usdiman memberi pidato singkatnya, dia berterimakasih pada lurah lama yang bertungkus lumus dan bersama-sama memajukan kelurahan ini.

“Kami atas nama RT/RW dan masyarakat mohon maaf jika ada terkasar bahasa selama bapak menjabad. Memang kebersamaan ini sulit dilupakan, namun setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan. Semoga kebaikan bapak menjadi amal baik di sisi Allah SWT,” pungkasnya. (mrs)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


sembilan − 6 =

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.