Terkait Penipuan Oknum PNS Di Selat Kongki Janji Ingin Mengembalikan, AR Langgar Perjanjian Dengan BKD

Awang Siah korban penipuan AR

KL – Belum adanya tanda-tanda pengembalian uang dari oknum PNS berinisal AR terhadap Suku Laut Selat Kongki Desa Penaah Kecamatan Senayang, membuat Aktivis Buta Aksara Selat Kongki kembali angkat bicara, dia meminta Badan Kepegawaian dan Diklat (BKD) Kabupaten Lingga lakukan penindakan tegas terhadap oknum.

Cerita Aktivis Buta Aksara Selat Kongki, Densy Diaz, ketika BKD melakukan pemanggilan terhadap oknum, oknum berjanji akan mengembalikan uang milik Awang Siah (korban penipuan), dan berjanji dengan BKD akan diselesaikan, 10 hari setelah pemanggilan.

“Terhitung sejak pemanggilan, sekarang sudah 15 hari janji oknum untuk mengambilan, sampai sekarang tidak ada kabar berita. Berarti memang sengaja dilakukan oknum, BKD sendiri sanggup dibohongi oknum seperti itu,” ungkapnya,

Sebagai aktivis, dia tidak akan tinggal diam dan tidak ingin Suku Laut menjadi korban pembodohan oleh oknum. Baru-baru ini dia menghubungngi  Pak Awang Siah, memberitahukan , AR belum ada menghubungi nomor hape miliknya, dan sampai sekarang yang bersangkutan tidak ada datang ke Selat Kongki.

“Perjanjian AR dengan BKD akan mengembalikan uang itu, dan meminta tempo 10 hari, sekarang sudah 15 hari. Kita harap BKD bahkan kepala Daerah memberi sanksi tegas, karena sudah melenceng dari perjanjian pada pertemuan pertama  BKD,” celetuknya.

Cerita Densy, dia sangat miris sekali dengan kehidupan masyarakat Selat Kongki, selain keterbelakangan kehidupan sosial, mereka juga dijadikan korban atau tumbal penipuan oknum, sehingga membuat dirinya perihatin.

“Kehidupan masyarakat Suku Laut saya tahu benar, meski mereka buta aksara, jauh dari kehidupan sosial, namun mereka sangat polos, kenapa seorang cerdik pandai (oknum PNS) pandai berperilaku tidak baik terhadap mereka,” jelasnya.

Ny Wati isteri Awang Siah yang juga tahu persoalan suaminya mengaku, sampai hari ini AR belum ada menghubungngi suaminya, sebagai wujud niat baik AR ingin mengembalikan uang tersebut.

“Sejak kejadian sampai sekarang AR tidak ada menghubungngi , memang oknum itu penipu. Kita tidak masalah lagi, berarti beliau ingin diselesaikan secara lain,” ujarnya di ujung HP

Sedikit dia bercerita, bapak (Awang Siah) bukan tidak ingin datang ke Daik dan mencari AR, karena dia merasa orang susah, kalau ingin kemana-mana harus pakai uang sedangkan mencari untuk makan saja sulit.

“Bagi kami uang Rp1,6 Juta itu besar, itupun ketika memberi uang itu pada AR, suami saya meminjam uang ke tokenya di Pancur. Walau bagaimanapun kami sudah tak percaya lagi di AR, kita lihat saja akhir dari cerita ini,” imbuhnya geram.

Kepala BKD Kabupaten Lingga Samsudi dengan tegas mengatakan, dia meminta Kabid Kedisplinan menghubungngi  yang bersangkutan terdahulu, apakah uang tersebut sudah dikembalikan atau belum, kalau belum akan di tindak kembali sampai masalah ini selesai.

“Kita minta Kabid Disiplin menghubungngi  terlebih dahulu. Memang kemarin janji beliau ingin menyelesaikan dalam tempo 10 hari. Jika memang benar akan kita panggil kembali, karena dia sudah berjanji,” jelasnya.

Cerita Samsudi, RN mengaku menggunakan uang tersebut, karena Awang Siah minta dibantu membuat Proposal dan diajukan ke Provinsi Kepri, namun barang yang diminta tidak berhasil, akan tetapi kerugian pemilik uang akan diganti.

“Dia mengaku menggunakan uang Awang Siah itu. Karena mereka minta bantu menjemput bantuan di provinsi melalui proposal. Kita tetap tindak tegas masalah ini, sampai selesai, jangan sampai korban dirugikan,” tuturnya.

Jika memang belum ada penyelesaian, BKD akan melakukan pemenggilan kembali, untuk dilakukan pembinaan. Apa tidak di indahkan sanksi tegaslah akan di dapat AR.

“Semua sudah ditanyakan pada AR, dia sudah mengakui. Dengan cara apa dia mengembalikan itu terserah AR, yang pasi harus dikembalikan,”pungkasnya. (mrs/sam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


6 × enam =

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.