ANGGOTA BPD PENUBA TEWAS KESETRUM

tewas-tersengat-listrik

KL – Samsir (30), warga Dusun II Tanjung Tungga Desa Penuba Kecamatan Selayar menghembuskan nafas terakhir, setelah dia mencabut cok aliran listrik dari gensetnya, ketika aliran listrik dari PLN sudah nyala.

Cerita Jais warga Desa Penuba, akhir-akhir ini kondisi PLN Selayar tidak normal, dan melakukan pemadaman bergilir secara terjadwal, dan masyarakatpun banyak menggunakan genset untuk memnuhi kebutuhan listrik sampai menunggu giliran.  “Waktu kejadian, Samsir ingin mencabut kontak genset, karena listrik dari PLN sudah dinyalakan, tapi tidak sesuai jadwal. Harusnya dinyalakan Pukul 21.00 WIB sesuai jadwal, tapi dinyalakan pada Pukul 20.30 WIB. Waktu nyala, Samsir langsung menuju genset dan ingin mencabut kontak genset, waktu mencabut, dia tersengat arus listrik dan meninggal di tempat,” sebelum memasang cok kontak Korban baru selesai mencuci pakaian ungkap Jais, Senin (2/5).

Sangat di sesalkan, kenapa lampu dinyalakan pihak PLN tidak sesuai jadwal. Biasanya, menjelang Pukul 21.00 WIB, masyarakat pengguna genset mematikan genset terlebih dahulu, agar aliran dari PLN tidak menyatu dengan aliran genset. “Sebelum Pukul 21.00 WIB, lampu di wilayah perumahan guru di SMPN 4 Lingga di Penuba sudah dinyalakan oleh pihak PLN, Samsir langsung saja menuju tempat genset dan ingin mencabut kontak, ketika itulah Samsir tersengat listrik dan meninggal,” terang Jais.

Dikatakan, Samsir juga merupakan guru honor Olah Raga di SMPN 4 dan SMA Negeri 3 Lingga, dia juga seorang anggota BPD Penuba. Malam itu, memang wilayah perumahan tempat tinggalnya terjadwal pemadaman, namun dinyalakan sebelum jam yang ditentukan.selain itu Samsir juga mempunyai seorang Istri dan seorang Anak yang baru berumur 4 Bulan

“Disesalkan warga, kenapa dinyalakan sebelum jam 21.00 WIB. Biasanya masyarakat menggunakan genset mematikan genset terlebih dahulu sebelum aliran listrik dari PLN dinyalakan,” jelasnya.

Kepala Desa Penuba Syafri membenarkan adanya kejadian yang menimpa warganya. Kata Syafri, Samsir adalah anggota BPD Penuba, dia meninggal setelah tersengat arus listrik. “Kita memperkirakan, waktu mencabut kontak, disaat lampu PLN sudah menyala, tangan Samsir dalam keadaan basah, maka dia sengat mudah tersengat arus listrik,” kata Syafri.

Dia juga mengaku, kondisi PLN ditempatnya memang belum normal, dan dilakukan pemadaman bergilir, sesuai dengan jadwal yang di tentukan PLN. “Memang kondisi mesin kita tidak normal, maka PLN melakukan pemadaman 4 jam, disatu wilayah, setelah itu baru normal kembali,” terangnya.

Syahruk Kepala PLN Selayar menuturkan, hidup matinya lampu dilakukannya sesaui jadwal, hal itu disebabnkan mesin belum normal. “Kita melakukan pemadaman 4 hari satu kali, di mulai Pukul 17.00 WIB s/d Pukul 21.00 WIB. Hidup matinyapun kita lakukan sesuai jadwal,” kata Syahrul.

Disinggung masalah ada yang meninggal terkena arus listrik, Syahrul membantah, masalah hidup mati lampu di lakukan sesuai jadwal. Dan di Penuba sendiri banyak menggunakan genset bila giliran mati, namun masyarakat benyak menggunakan handel untuk mengatur hidup mati arus dari PLN. “Sebenarnya, aliran listrik hidup dan genset hidup tidak ada pengaruh sesorang itu akan tersengat. Tapi harus berhati-hati, paling tidak posisi genset tempatnya kering dan tidak basah, karena bila basah akan berefek tidak baik,” imbuhnya.

Informasi lain terhimpun, mesin genset milik almarhun terletak di WC, waktu mencabut kontak, kontak aliran listrik terjatuh ke lantai, hingga dia tersengat arus listrik dan meninggal. Sebelumnya, almarhun sempat di peringatkan oleh orang tua dan keluarganya agar genset tidak di letak di WC dan handel mengatur arus harus di buat. Namun hal itu belum sempat dilakukan, hingga almarhum meninggal dunia dalam perjalanan Ke Puskesmas Di Kecamatan Selayar .(Sam)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


× tujuh = 56

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.