BENTUK KARAKTER ANAK DI USIA DINI

Membentuk Karakter PAUD

KL – Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Harapan Bunda Kelurahan Daik Kecamatan Linggga melepas 21 siswa/siswi melanjutkan jenjang pendidikan selanjutnya. Perpisahan di barengi dengan khataman metode ikra’ dan pembacaan ayat-ayat pendek di Aula Hotel Lingga Pesona Daik,

Kepala Sekolah PAUD Harapan Bunda Syahril menuturkan, Tahun Ajaran 2015/2016, PAUD Harapan Bunda melepas 21 siswa/siswi untuk manjutkan ke jenjang taman kanak-kanak (TK) dan bahkan ke tingkat sekolah dasar (SD). “Sejak berdiri 2006 lalu, memang PAUD Harapan Bunda tidak ada tempat anak bermain, disini perlu perhatian kita semua. Kita tawarkan pada bapak/ibu, siapa tahu ada solusinya, mengenai tempat bermain anak,” ungkapnya.

Disini dia menekankan, perpisahan antara siswa/siswi dan para bunda (pendidik) bukan berarti bercerai, karena para siwa/siswi melanjutkan jenjang pendidikan. Dia berharap, silaturahmim tetap harus di jaga, semua itu demi kebaikan semua. “Kami menyarankan, bagi siswa/siswi masuk SD, jaga sikap, ikuti perintah guru jangan bandel. Ingat, apa yang di ajarkan Bunda di PAUD. Kita minta pada orang tua dan guru, anak-anak kita terus diberi bimbingan dan perlu dibimbing, jangan sampai anak kita terlena dengan dunia modern sekarang ini. Selamat berpisah untuk mentap hidup yang lebih baik,” ujarnya.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Said Parman melalui Tengku Juria Asmarinda menuturkan, mari berbagi ilmu dan dia juga mengajak menciptakan generasi sehingga nantinya bisa hidup lebih mapan.  Dikatakan, usia 0-6 Tahun usia dini yaitu usia emas anak, disitulah akan menentukan karakter anak. Dalam memberi didikan pada anak di usia dini sangat harus berhati-hati, baik di rumah maupun disekolah, jika salah memberi didikan akan menjadi Kepribadian yang tidak baik. “Di usia dini, jangan paksa anak pandai membaca dan menulis. Kita harus berperinsip, bagaimana anak senang kesekolah, ini yang harus di taman terlebih dahulu,” kata Tengku Juria Asmarinda.

Dia menitip pesan pada orang tua anak dan para bunda, mulanya ciptakan anak senang ke sekolah, bukan pandai belajar. Mengajarnyapun harus menggunakan simbol, jangan paksakan dalam mengajar, beri pembelajaran sesuai dengan perkembangan anak. “Ayo baca lagi sosiologi perkembangan anak. Pada Bunda dan orang tua dalam memberi pelajaran sesuaikan dengan usia anak. Bahasa santun dan beradab perlu diberikan, jangan suka memarah anak,” pesanya.

Memberi pelajaran antara anak SD dan usia dini sudah barang tentu harus berbeda, memberi pemgetahuan dengan cara berbeda. Dia juga berpesan jangan memaksa anak mengajar dengan memberi hafalan. “Menjadi seorang bunda tidak gampang, baik pengorbanannya dan jerihpayahnya dalam membentuk karakter sang anak. Sikap rela, ikhlas dalam membantu. Terimakasih tak terhingga kita ucapakan pada para bunda, meski insentif masih minim dan telah memberi jasa yang cukup besar pada anak,” paparnya.

Mewakili Isteri Bupati Lingga, Madratulsholeha Muhammad Nizar menuturkan, mudah-mudahan anak menjadi harapan bunda yang berkarekter tinggi. Secara pribadi dia berharap pada pemerintah daerah supaya gedung dapat dibuat sebaik mungkin suapaya anak-anak nyaman dalam bermain. “Insentif para bunda merupakan penyemangat dalam memberi pendidikan, dalam hal ini perlu ada perhatian pemerintah, agar pendidikan anak di usia dini dapat di tangani oleh oleh para bunda sesuai dengan harapan semua pihak,” imbuhnya.

Acara berlansgung tiga jam lebih tersebut, di hadiri Wakil Bupati Lingga beserta isteri, dinas pendidikan, para alim ulama, tokoh masyarakat, serta para unsur pendidikan lainnya meramaikan acara perpisahan PAUD Harapan Bunda di Aula Hotel Lingga Pesona Daik Lingga. ( Mrs/SAM)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


7 − = dua

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.