KL-Sebanyak 240 kepala keluarga (KK) penerima BSPS tahun 2016 yang ada di kabupaten Lingga dialokasikan di 3 kelurahan, di masing-masing wilayah Kecamatan Singkep mengeluhkan mahalnya jenis material bangunan, pasalnya toko penyedia atau penyuplai barang yang ditunjuk oleh Satuan kerja (Satker) sebagai penyedia barang, mematok harga melebihi harga normal dari toko material bangunan pada umumnya.
Keluhan warga ini disampaikan kepada Lurah Dabo. Menanggapi keluhan warga, Agustiar selaku Lurah Dabo akan segera memanggil pihak-pihak yang berkompeten terkait harga material yang dijual mahal dari program BSPS. “Kita minta klarifikasi harga bahan materialnya, kenapa toko penyedia mematok materialnya begitu mahal dari harga normal di pasaran,” ungkapnya. Agustiar juga mengaku, selama ini antara pihak pelaksana program kegiatan dan pihak kelurahan hanya sekali bertemu untuk pendataan bagi warga penerima bantuan BSPS di kelurahannya, setelahnya tak ada komunikasi diantara kedua belah pihak. “Mereka hanya sekali datang meminta data penduduk sebagai penerima bantuan, setelah itu tak muncul lagi,” ungkap Agustiar.
Agustiar melanjutkan, Program bantuan ini diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah, atau berpenghasilan 30 persen dari ketentuan UMK di Kabupaten masing-masing daerah, “Bukan malah dijual mahal,” Katanya.
Masyarakat penerima Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) program Kementerian PU dan Perumahaan Rakyat (PUPR) di kecamatan Singkep tersebut merasa kecewa dan cendrung berpikir negatif dan merasa adanya indikasi permainan oknum-oknum terkait terhadap harga jual barang bangunan tersebut. Adapun bantuan BSPS tersebut dibagikan untuk dua kelurahan yakni Kelurahan Dabo dan kelurahan sungai Lumpur sebanyak 180 KK, sedangkan 60 KK lainnya dibagikan untuk warga kelurahan Dabo lama otomatis keuntungan dari kenaikan harga barang tersebut akan sangat besar (Imm)
