MUSIM HUJAN WASPADA MALARIA

LINGGA – Pengaruh musim hujan dan udara lembab telah membuat beberpa pulau atau desa di kepulauan Senayang sedikit rawan akan demam malaria.Baru-baru ini puluhan masyarakat positif terkena malaria dan demam panas setelah musim hujan, secara otomatis nyamuk mudah berkembang biak.

Puskesmas Tajurbiru Kecamatan Senayang melayani tujuh desa dan pulau, yakni Temiang, Pulau Batang, Batu Belubang, Pasir Panjang, Benan, Pulau Medang dan Mensanak. Bulan November lalu lalu banyak yang tercatat dinyatakan positif malaria, hal ini seperti diungkapkan dokter keluarga puskesmas Tajurbiru Aprilia Zulinda.

Bacaan Lainnya

“Bulan November 35 orang dinyatakan positif terkena demam malaria sesuai hasil microfis yang terdeteksi. Namun bila nafsu makan berkurang dan lemas,fasien harus kita rawat inap di puskesmas,” ujarnya.

Menurutnya, pengaruh cuaca sangat rawan sekali terserang demam, apa lagi musim hujan sudah barang tentu membuat uadara menjadi lembab dengan mudah nyamuk berkembang biak. Penularan demam ini melalui gigitan-gigitan secara berpindah-pindah, sesorang akan mudah terinfeksi parasit malaria.

“Musim hujan salah satu faktor membuat nyamuk berkembang biak, dan masyarakat harus mewaspadai itu,” ungkap Aprilia Zulinda, singkat.

Kepala Puskesmas Tajurbiru M Arif di balik telfon genggamnya mengatakan, memang bulan november lalu tercatat puluhan orang terjangkit demam malaria, dikarenakan faktor alam seperti adanya lobang-lobang (lopak) di daerah pantai yang berbakau (kayu), ditambah musim hujan membuat pertumbuhan nyamuk lebih cepat.”Kondisi itu membuat nyamuk rawan akan berkembang biak, sedikit menjadi persoalan masyarakat,” terangnya.

Mengantisipasi hal ini, Puskesmas Tajurbiru berupaya melakukan penyemprotan di tujuh pulau yang diakomodir dengan jadwal-jadwal telah ditentukan, bila suatu tempat terjadi kerawanan, tindakan cepat tetap ia lakukan diluar ketentuan.

“Karena wilayah kita cukup besar melakukan penyemprotan IRS, mau tidak mau 3 bulan sekali kita lakukan penyemprotan sesuai petunjuk teknis dinas. Jika suatu daerah ada peningkatan malaria, kita ambil tindakan cepat (diluar ketentuan tekni),” kata M Arif.

Di singgung mengenai tingkat kerawanan demam malaria diwilayah kerjanya, M Arif menuturkan, saat ia ini dikatakan rawan tidak, namun masyarakat harus waspada mengingat hujan sangat mempengaruhi berkembang biaknya nyamuk. Diakuinya, bahkan setiap bulan ia melakukan evaluasi kinerja bersama pengelola program puskesmas dengan petugas yang tersebar di pulau-pulau wilayah kerja Puskesmas Tajurbiru.

“Wilayah kerja kita di tujuh pulau sudah menyebar 27 orang petugas medis, ditamabh 3 orang dokter keluarga, dan kita di puskesmas berjumlah 27 paramedis.Dan kami selalu siap 24 jam melayani masyarakat yang ingin berobat,” imbuhnya. (mrs)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


× 5 = sepuluh

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.