PERUSAHAAN ELIT PAKAI BBM BERSUBSIDI, KENAIKAN BBM TAK BERPENGARUH

LINGGA : Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yang diwacanakan oleh pemerintah pusat, tidak memberikan pengaruh besar bagi masyarakat Lingga. Pasalnya BBM bersubsidi di Lingga diduga digunakan untuk kepentingan pengusaha tambang.

Misalnya BBM bersubsidi jenis Solar dan Premium, sejak beroperasinya kembali perusahaan tambang di Lingga pasca keluarnya edaran dari kementerian ESDM, BBM bersubsidi jenis Premium dan Solar terus mengalami kelangkaan, Bahkan di APMS Panrik di daik Lingga dikabarkan menggunakan Solar bersubsidi untuk perusahaan tambang milik pengusaha tersebut.

Bacaan Lainnya

Salah satu masyarakat di desa sembuang yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan Kilang Minyak APMS di penarik Daik lingga tersebut, secara terang-terangan membawa solar bersubsidi dengan menggunakan tongkang dan dibawa ke beberapa perusahaan tambang di Lingga.

” Biasanya kapal itu membawa BBM setiap hari libur pak, saat tidak ada nelayan yang membeli minyak di APMS itu” katanya.

Selain itu sumber yang tidak ingin disebutkan namanya tersebut juga mengatakan, masyarakat di sekitar desa tersebut juga kesulitan membeli Solar meskipun jarak APMS tersebut tidak jauh dari desa mereka. Harga untuk satu Drumnya pun sangat tinggi, per drumnya harga BBM tersebut dijual satu juta lebih.

” Kalaupun BBM naik itu tak masalah bagi kami, yang penting mudah mendapatkannya dan tidak disalah gunakan”, ungkap sumber tersebut.

AKtifis LSM Peduli Jon Kosmos ketika dimintai pendapatnya mengenai hal ini mengaku, dirinya bersama beberapa anggota LSM nya pernah melakukan penelusuran mengenai adanya indikasi BBM bersubsidi jenis solar dan premium yang digunakan untuk keperluan perusahaan tambang tersebut.

Namun dari hasil penelusuran Kami, Kami menemukan beberapa kejanggalan dari penggunaan BBM tersebut, saat ini pihak kami masih mengumpulkan data dan bukti-bukti untuk melaporkan hal ini kepada pihak yang berkompeten.

” Kita sudah lakukan penelusuran ke beberapa SPBD dan APMS, memang ditemukan beberapa kejanggalan namun belum dapat kita sampaikan karna kita masih mengumpulkan data-datanya,” ungkap Jon kosmos.

Selain itu Jon Kosmos mengatakan perlakuan yang tidak terpuji oleh pengusaha tambang ini, dikabarkan dibekingi oleh beberapa Oknum dari pihak Ekskekutif dan Oknum pihak-pihak berwajib. Sehingga LSM mereka kesulitan untuk mendapatkan data-data yang valid.

” kegiatan ini dibekingi oleh oknum-oknum berseragam, sehingga kita sulit untuk melacaknya, dan kita yakin para oknum pejabat banyak bermain disini, tapi kita akan telusuri terus.” (jali)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


enam × 6 =

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.