Kl – Gubernur Kepulauan Riau, Nurdin Basirun memperkenalkan air terjun Jelutung di Kabupaten Lingga di hadapan ratusan peserta seminar nasional pembangunan dan pengelolaan bendungan di Hotel Aston Batam, Rabu (24/10/2018) malam.
Acara seminar yang dibuka oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Mochamad Basuki Hadimuljono itu, dihadiri pakar bendungan dari dalam dan luar negeri, serta pejabat teras di lingkungan Kementerian PUPR dari seluruh Indonesia.
“Pak Menteri, kita juga punya air terjun Jelutung di Kabupaten Lingga. Kebetulan, Bupatinya juga hadir di sini,” ungkap Nurdin saat didaulat memberikan sambutan pada acara seminar nasional dengan tema : Inovasi Pembangunan dan Pengelolaan Bendungan.
Sebelumnya, dalam sebuah acara jamuan makan malam bersama Menteri PUPR, Mochamad Basuki Hadimuljono, Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Lukita Dinarsyah Tuwo, Wakil Walikota Batam, Amsakar Ahmad dan Bupati Lingga, Alias Wello, Nurdin juga bicara tentang potensi air terjun Jelutung.
“Tadi, pak Gubernur juga sudah bicara dengan pak Menteri dan Kepala BP Batam tentang potensi air terjun Jelutung untuk mengatasi krisis air bersih di Kota Batam dan sekitarnya,” kata Bupati Lingga, Alias Wello.
Sebagaimana diketahui, beberapa hari terakhir ini, warga Kota Batam kembali ramai bicara soal krisis air bersih. Mereka mengeluh karena debit air yang mengalir ke rumahnya semakin terbatas.
BP Batam sebagai pemilik dan pengelola waduk yang menjadi sumber air baku PT. Adhya Tirta Batam (ATB) diminta segera mengambil tindakan agar Kota Batam terhindar dari kris air bersih. Apalagi pertumbuhan penduduk dan industri di Batam yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
“Saya sudah bicara dengan pak Lukita, Kepala BP Batam agar kita bisa duduk bersama dalam sebuah forum diskusi yang melibatkan pakar dan ahli di bidangnya membahas tentang peluang pemanfaatan air terjun Jelutung untuk mengatasi krisis air di Batam,” katanya.
Awe sapaan akrab Bupati Lingga ini menjelaskan, tawaran yang disampaikannya dan langsung disetujui Kepala BP Batam itu, bukanlah sekedar wacana belaka. Akan tetapi, sudah melalui kajian secara komprehensif yang melibatkan ahli dan pakar dari berbagai disiplin ilmu.
Para ahli dan pakar itu, antara lain ahli perencanaan wilayah dari Universitas Gadjah Mada, pakar air dari Pusat Teknologi Lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan ahli perpipaan bawah laut yang berpengalaman menangani pemasangan pipa gas dari Natuna ke Singapura.
Air terjun Jelutung yang berada di Desa Mentuda, Kecamatan Lingga itu, lanjut Awe, memiliki debit air sekitar 6.000 liter per detik. Angka ini diperoleh berdasarkan pengukuran debit sesaat oleh Dr. Ir. Arie Herlambang, MS, pakar air dari Pusat Teknologi Lingkungan BPPT pada tanggal 11 Mei 2017.
Dari pengukuran itu, juga diperoleh informasi bahwa air terjun Jelutung memiliki Total Dissolved Solid (TDS) 3 ppm. Angka TDS 3 ppm ini menunjukkan bahwa air terjun Jelutung masuk kategori air layak minum dengan salah satu kualitas terbaik di Indonesia.
“Secara teknis, penyaluran air bersih dari Lingga ke Batam dapat dilakukan melalui sistem perpipaan bawah laut. Sebagai pembanding, pemasangan pipa gas bawah laut dari Natuna ke Singapura dapat dilakukan dalam jarak sekitar 500 kilometer,” bebernya.
Dari perhitungan ahli perpipaan bawah laut, Ing. Alex Agung Mardwiyanto, biaya investasi awal untuk pemasangan pipa air bersih dari Lingga ke Batam sepanjang sekitar 100 kilometer diperkirakan mencapai angka Rp500 miliar. (Humas Lingg/Red)