Warga Lingga Kembali Taklukkan Predator Rawa 

IMG-20180611-WA0006KL – Lagi-lagi Masyarakat Kabupaten Lingga taklukkan Buaya rawa yang telah meresahkan masyarakat nelayan selama ini .
Buaya yang diperkirakan berbobot setengah ton tersebut di Pancing l warga Desa Kerandin Kecamatan Lingga Timur dengan menggunakan ikan untuk umpan.pancingnya.
Cik Mut warga Daik yang ikut memburu Predator ganas tersebut mengaku sudah empat malam melakukan pemancingan bersama warga Kerandin, akhirnya mereka berhasil menaikkan buaya rawa sepanjang empat meter lebih di Sungai Kerandin, yang kerap sekali di lihat warga bahkan membuat tidak nyaman nelayan setempat.
“Saya sudah empat malam memancing bersama warga Kerandin, akhirnya buaya berkelamin jantan itu terkena pancing, membuat kami kesulitan menaikkan kedarat,” ungkap Cik Mut, ketika di sembangi wartawan koran ini, Sabtu (8/6) malam.
Ceritanya, sebelum buaya tersebut dapat di taklukkan, dia bersama warga setempat kesulitan menaikkan buaya ke bibir sungai, hingga memakan waktu hampir satu jam lebih, dengan di bantu delapan orang warga, buaya baru dapat di seret ke atas tebing sungai.
Katanya lagi, buaya terkena pancing Sabtu (9/6) pagi menjelang siang, sekitar Pukul 17.30 WIB, baru mulai di kerjakan, sekitar Pukul Pukul 19.00 WIB, buaya baru dapat di naikkan ke bibir Sungai Kerandin, dan baru di ikat dengan tali, mulai mulut badan dan kaki buaya.
“Warga minta buaya ini di bawa ke Daik, jadi malam ini juga dibawa dengan menggunakan mobil pick up. Saya belum tahu harus di apakan, yang pasti di amankan dulu di rumah saya,” kata pria yang kerap membantu warga menaklukkan buaya ini.
Menurut pantauannya dan di kuatkan informasi warga, buaya bobotnya lebih besar dari yang di dapatkan saat ini masih ada di Sungai Kerandin. Sekarang ini, warga terus berusaha melakukan pemancingan, supaya predator ganas tersebut berkurang dan wargapun akan merasa aman, terutama para nelayan yang ingin melaut melalui sungai tersebut.
“Masih ada yang lebih besar dari pada ini, warga sering melihatnya, sehingga nelayan merasa enggan (takut) untuk me laut. Kalau malam, ketika di sorot menggunakan lampu center, matanya seperti kunang-kunang di tepian sungai, itu menunjukkan hewan ganas itu banyak di Sungai Kerandin,” ujar Cik Mut, dengan serius bercerita.
Agus Salim warga Desa Kerandin juga menuturkan, masalah buaya hampir semua warga setempat mendukung dilakukan penangkapan, mulai dari umpan sampai tenaga, mereka siap membantu.
Katanya lagi, Pancing sudah sering di makan buaya, namun selalu putus. Akhirnya dengan usaha warga, hari Sabtu (9/6) sekitar Pukul 11.30 WIB, buaya memakan pancing, dan di biarkan hingga ke sore hari biar kondisi buaya sedikit melemah.
“Sore itu baru di angkat Cik Mut dibantu warga. Kalau umpan, mulai dari ayam, ikan sampai ke tupai, semua di sediakan masyarakat. Pancing yang kena buaya itu umpan tupai, sebelumnya sempat berkali-kali putus,” terang Agus Salim, Minggu (10/6).
Pengakuannya, di Sungai Kerandin ada empat ekor buaya besar yang kerap sekali mengganggu kenyamanan nelayan dan masyarakat ketika memento ketam, menombak udang, bahkan beberapa tahun lalu warga hampir menjadi mangsa buaya, hingga korban mengalami luka puluhan jahitan di tubuhnya.
“Sekarang merasa tidak nyaman lagi, kalau ingin membuktikan banyaknya anak-anak buaya di Sungai Kerandin datang saja. Lalu ingin mendapatkan 70 ekor tak kurang, hal itu di buktikan dua orang petugas dari Balai Konservasi Batam,” tuturnya.
Setelah lebaran Idul Fitri ini, sambung Agus, petugas dari Balai Konservasi Batam akan datang lagi ke Desa Kerandin dan melakukan perburuan, karena Sungai Kerandin sudah menjadi salah satu tempat perkembang biakan buaya.
“Waktu pulang kemarin, petugas dari Balai Konservasi sudah membawa tiga ekor anak buaya ke Batam. Katanya setelah lebaran mereka datang kembali. Kalau pemancingan, terus Dilakukan warga karena buaya besar masih ada yang belum dapat,” tukasnya.
Sampai berita ini selesai di ketik, warga yang mengetahui keberadaan buaya terus berdatangan, sejak malam sampai siang ini. Buaya malang tersebut terlihat tidak berdaya diikat dipohon kelapa disamping rumah Cik Mut Kampung Tembaga Kelurahan Daik Kecamatan Lingga, dan sampai siang itu pula, buaya rawa tersebut belum di ketahui ingin di apakan. (mrs/Red)

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


8 × sembilan =

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.