KADES, TIGA PULAU TIDAK DI JUAL

LINGGA, – Menanggapi apa yang di katakan Kepala Desa Benan (Kades) Kecamatan Senayang terkait ke tiga Pulau Seranggas di Nopong tidak di jual, sedikit membuat gerah Wakil Ketua II DPRD Lingga Sui-Hiok, karena Kades Benan Mubin bicara di media sudah berbelit-belit.

Dikatakan Sui-Hiok, ia tidak menuduh menjual, ia bicara sesuai pengaduan  atau surat masuk padanya yang dibubuh tanda tangan banyak masyarakat Nopong, kalau kades beralasan tidak menjual kenapa ada uang beredar di daerah yang alasannya sebagai uang banjaran.

Bacaan Lainnya

“Alasannya untuk banjaran dan kepengurusan, untuk apa ?. Apakah ke pengurusan sudah ada di pariwisata (dinas), kan perlu ada izin perinsip dulu, setelah itu baru koordinasi sama masyarakat. Sangat tidak masuk akal mereka membagi uang tanpa alasan yang jelas,” kata Sui-Hiok.

Menindak lanjuti surat yang ia terima dari masyarakat Nopong pada tanggal 1 november 2012 lalu, ia berasumsi tiga Pulau Seranggas telah dijual di dukung dengan peredaran uang untuk dibagikan ke masyarakat, terlebih lagi saat ingin di bagi ke masyarakat oleh oleh RT dengan alasan pulau itu di jual, membuat perseteruan masyarakat sama kades.

“Kalau saya punya indikasi pulau itu di jual. Karena ada uang yang beredar Rp 50 juta untuk masyarakat, dan Rp 32 juta kepengurusan surat-surat hingga ke camat, ini  bukan saya bicara, tapi tokoh-tokoh masyarakat bicara melaporkan ke saya,” ungkap pria ini lantang.

Selaku DPRD ia tidak menghalang investor mana saja ingin berinvestasi di Kabupaten Lingga, tapi ia berharap ikuti aturan main yang ada, jangan datang menguasai lahan.

Lanjut Sui-Hiok, setelah kabar mencuat bahwa pulau sudah di jual, masyarakat langsung menolak dan pemberitaan di mediapun berkembang, kades beralasan tidak menjual, indikasi Sui-Hiok tetap pulau tersebut dijual, tapi ia belum tahu apakah sudah di jual seluruhnya.

“Padahal 3 pulau itu meruapakan perbatasan anatara Lingga sama Batam, di perlu pemikiran-pemikiran bersama, serta berupaya kita  menyelamatkan,” jelasnya lagi.

Ia juga sedikit kecewa dengan pemerintah daerah, padahal DPRD sudah banyak memplot dana dari APBD untuk pengembangan wisata di Benan, belum tertata baik tanah sudah di kuasai broker-broker, bagaimana ingin mengembangkan Benan kedepan.

“Sampai hari ini saya sudah kecewa dengan pemerintah daerah, apa tanggapan mereka atas kejadian ini, sampai hari ini (senin 3/12),” gerutunya.

“Saya menyayangkan, Kecamatan Senayang adalah daerah kepulauan

padahal kita ingin kembangkan Benan sebagai pintu masuk Kabupaten Lingga, belum apa-apa sudah porak poranda,” tukasnya. (mrs).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


enam + = 7

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.